Indonesia Kerek Target Penurunan Emisi di NDC jadi 358 Juta Ton CO2

Nadya Zahira
7 Desember 2023, 09:22
Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan paparan saat sarasehan di Jakarta, Selasa (21/3/2023). Sarasehan tersebut membahas tentang isu strategis dengan tema "Sinkronisasi Tata Kelola Pertambangan Mineral Utama Perspektif Politik, Hukum dan Keamanan".
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menargetkan pengurangan emisi dari sektor energi menjadi 358 juta CO2 pada 2030

Indonesia menaikkan target pengurangan emisi karbon sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) pada 2030 dari 29% atau 835 juta ton CO2 menjadi 32% atau 912 juta ton CO2 pada 2030. Kenaikan target ini disampaikan dalam forum COP28 yang digelar di Dubai pekan ini. 

"Pada sektor energi, Indonesia meningkatkan target pengurangan emisi menjadi 358 juta CO2 pada 2030," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Energy Transition Council (ETC) Ministerial dalam rangkaian COP 28 di Dubai, Selasa (5/12), seperti dikutip dari siaran pers. 

Ia mengatakan, penurunan emisi karbon akan didukung dengan mengembangkan energi terbarukan, efisiensi energi, bahan bakar rendah karbon, dan teknologi batu bara bersih. Menurut Arifin, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang yang sangat besar, yakni mencapai 3.687 gigawatt (GW). Energi surya memiliki potensi paling besar mencapai 3.294 GW.

Dalam forum tersebut, Arifin pun memamerkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata. PLTS ini, menurut dia, dibangun untuk memanfaatkan lahan reservoir dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata untuk menghasilkan listrik secara mandiri dan memenuhi meningkatnya permintaan energi terbarukan di sistem kelistrikan Pulau Jawa.

"Kami mencapai tonggak sejarah baru dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 145 Megawatt, yang terbesar di kawasan Asia Tenggara," kata Arifin. 

Arifin juga kembali menekankan target ambisius Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission atau nol emisi bersih di tahun 2060 atau lebih cepat. Pemerintah berencana untuk menghasilkan listrik sebesar 708 GW untuk mencapai target tersebut.

Menurut Arifin, sebanyak 96% dari target tesebut akan berasal dari pembangkit listrik energi terbarukan, sedangkan sisanya sebesar  4% sisanya menggunakan tenaga nuklir. Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pembangkit listrik dan transmisinya diperkirakan mencapai US$ 1,108 miliar, dengan investasi tambahan sebesar US$ 28,5 miliar hingga 2060.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...